Siapa yang tidak kenal dengan Raja Gowa Ke 16 Sultan Hasanuddin yang namanya diabadikan menjadi Universitas, Bandar Udara Internasional, nama Kodam Hasanuddin di Makassar dan jadi nama abadi beberapa jalan Protokol di Indonesia
Raja Gowa Ke 16 yang bernama lengkap Muhammad Bakir I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Sultan Hasanuddin adalah anak dari Raja Gowa Ke 15 yang bergelar I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Muhammad Said yang mempunyai istri bernama I Sa'be Lo'mo Daeng Takuntu. Menurut sejarahnya penamaan Sultan Hasanuddin adalah pemberian dari Syeich Jalaluddin Al- Bafagih salah satu mursyid tarekat di Sulawesi Selatan yang datang dari Aceh yang kemudian hari dikenal sebagai penyebar Islam di Tanah Cikoang
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar pada tanggal 12 Januari 1631 dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670 di Gowa dan dimakamkan di Katangka. Sultan Hasanuddin sejak kecil adalah anak yang cerdas, bimbingan dari ayahnya ditambah didikan Mangkubumi Kerajaan bergelar Karaeng Pattingngalloang menjadikan Sultan Hasanuddin sosok yang semakin berani dan gagah perkasa.
Sultan Hasanuddin naik tahta menggantikan ayahnya di usia 22 tahun sumber lainnya mengatakan di usia 24 tahun, beliau memimpin kerajaan Gowa dari tahun 1655 sampai 1669 Keberaniannya, ketegasannya dan jiwa patriotisme tinggi yang dimilikinya menjadikan Belanda memberinya gelar "De Haantjes Van Het Osten" atau ayam jantan dari timur, kegigihan dan keberaniannya dalam melawan penjajah kemudian hari menjadi salah satu dasar Pemerintah Indonesia sejak tahun 1973 menetapkan beliau sebagai Pahlwan Nasional
Baca juga Mengenal Kerajaan Laikang https://www.blogger.com/blog/post/edit/7956697599877549047/4166209979507444834?hl=id
Sultan Hasanuddin dengan gagah berani menolak dengan keras monopoli dagang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mampu menyatukan kerajaan-kerajaan kecil untuk bersatu melawan Belanda dan juga berhasil membangun berbagai benteng pertahanan yang sampai saat ini telah menjadi bukti sejarah salah satunya adalah Benteng Somba Opu
Ketenaran dan kedigdayaan Sultan Hasanuddin begitu luas bahkan 2 tahun terakhir warga Kabupaten Takalar khususnya desa Punaga Kecamatan Mangarabombang semakin penasaran ingin mengenal sosok Sultan Hasanuddin akibat ditemukannya beberapa bukti bahwa beliau pernah tinggal di Desa Punaga bahkan beliau wafat di Desa tersebut meski memang di makamkan di Katangka Kabupaten Gowa
Foto: Sumur Peninggalan Ibunda Sultan Hasanuddin
Penduduk setempat di Punaga bahkan kepala Desa Punaga M. Syarifuddin Dg Sore mampu menjelaskan secara gamblang susunan alur sejarah Sultan Hasanuddin disana, namun bukan hanya cerita belaka, pertama disana kita temukan Kompleks Makam Kassibumbung, dimana disana kita temukan makam Ibunda Sultan Hasanuddin I Sa'be Lo'mo Daeng Takuntu, Kakek Sultan Hasanuddin dari jalur ibunya yaitu I Bobang Daeng Malimpo, kedua di tempata yang tak jauh dari kompleks makam yang baru saja diganti namanya menjadi Kompleks Makam I Sa'be Lo'mo Daeng Takuntu ini ditemukan bekas berdirinya Ballak Pangkayya, sebagaimana kita tahu bahwa Sultan Hasanuddin setelah wafat disebut sebagai Tumenanga ri Ballak Pangkana
Ketiga, di Kassibumbung ditemukan sumur tempat Ibunda dan keluarga kerajaan mandi dan mencuci dan terakhir tidak terlalu jauh dari sumur ini ditemukan juga gowa yang ditengarai sebagai tempat untuk bertahan dan berlatih bela diri
Penulis: Muh. Ibrahim Bakri
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-3325568341938568"
crossorigin="anonymous"></script>
No comments:
Post a Comment